Header Ads

test

Indonesia Dalam Menghadapi MEA( masyarakat ekonomi asea)


Meneropong Indonesia Di Era Melenial
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan luas daerahnya jauh lebih besar dari seluruh negara ASEAN. Secara strategis indonesia jauh di atas anggota ASEAN karena secara goegrafi indonesia terletak di antara dua benua yaitu benua asia dan benua australia serta indonesia juga terletak di antara dua samudra yaitu samudra hindia dan samudra fasifik dan masih banyak lagi fakta-fakta tentang ke istimewaan yang di miliki oleh negara indonesia. 

Semua ini menjadikan indonesia lebih di lirik dan memiliki nilai tawar sendiri oleh negara lain. Bahkan banyak dari negara sebelah yang ingin menanamkan modalnya di indonesia kerena memiliki kesempatan pasar yang jauh lebih mendukung dari pada dengan negara lain yang jumlah penduduknya lebih sedikit karena dalam hukum pasar itu berlaku semakin banyak jumlah masyarakt maka semakin besar pula kemungkinan-kemungkinan barang atau jasa yang akan laku ketimbang dengan jumlah penduduk dengan kuantitas yang relatif rendah. 

Semua kelebihan-kelebihan yang di miliki oleh indonesia yang berupa kekayaan melimpah dan memiliki nilai jual yang tinggi tentu haruslah di seimbangkan dengan adanya suber daya manusia yang mumpuni agar mampu mengolahnya sehingga tidak menjadi tamu di rumah sendiri di kemudian hari bukan tidak mungkin kekayaan tanpa adanya pengelolaan yang benar  malah justru akan mendatangkan sebuah bencana dan musibah yang besar bagi bangsa indonesia sendiri.

Sekarang mari kita lihat tentang beberapa kanyataan dalam masyarakat indonesia bahwa hampir dalam setiap sektor perusahaan yang berada di indonesia rakayat indonesia justru lebih banyak menjadi kreyawan rendahan dan kasar sedangkan yang  menduduki staf-staf strategis seperti meneger ternyata diduduki oleh orang-orang barat bukankah kenyataan ini ini sangat manyayat hati bangsa ini dan masih banyak lagi bukti-bukti yang rill yang bisa kita lihat dengan mata telanjang tentang beberapa nasib dari bangsa ini yang katanya melimpah degan kekayaan alamnya dan merupakan negara yang besar seperti yang sering dipidatokan.

Bahkan dalam seminar kenegaraan kita sering mendengar kata-kata ini baik dari dunia maya maupun nyata lantas dimanakah kebesaran negara ini atau jangan-jangan semua itu hanyalah sebatas kata-kata saja karena fakta di lapangan tidaklah sedemikian rupa oleh krena itu Ketika sudah seperti ini siapa yang patut kita salahkan, orang-orang asingkah atau mungkin memang  bangsa ini yang pemalas, tentu hal ini menjadi PR kita bersama.

Menurut human development index (HDI) dimana human development index ini merupakan sebuah acuan terkait dengan kualitas sumber daya manusia yaitu bahwa indonesia menempati urutan ke 111 dari 150 negara. hal ini jauh lebih rendah dari negara tetangga yaitu malaysia  yang menduduki urutan nomer 66 pada tahun 2009. bukankah fakta ini menjadi sangat miris indonesia yang katanya negara kaya, bangsa yang besar dan sumber daya alam yang melimpah ternyata memiliki kuliatas sumber daya manusia yang cukup lemah.

Sekarang kita beralih pada minat baca bangsa indonesia secara keseluruhan. Menurut survei tingakat nilai minat baca masyarakat indonesia menempati angka 60 dari 61 negara. Fakta-fakta ini menjadikan bangsa ini terus semakin rendah nilainya, bayangkan negara yang besar dengan kekayaan  alam yang melimpah ternyata menjadi hampir nomer terahir dalam minat membacanya tentu hal ini sangat berbanding terbalik  dengan kenyataan  bahwa indonesia merupakan negara terbesar ketiga yang beragama islam setelah timur tengah. 

Bukankah dalam islam itu selalu menganjurkan untuk selalu membaca bahkan ayat pertama dari agama terbesar di dunia ini yaitu alqur’an merintahkan untuk membaca. Sungguh kenyataan ini menjadi sangat di sayangkan oleh karena itu maka tidak perlu marah ketika ada yang mengatakan bahwa indonesia akan bubar pada 2030 karena mungkin saja hal ini melihat data-data di lapangan dan beberapa bukti lainnya yang otentik misalkan hasil survei dari human development index (HDI) di atas.

Mari kita beralih pada Peran pemerintah dalam menghadapi keyataan ini mulai dari generasi pertama yaitu bapak soekarno selaku presiden pertama dan juga sampai sekarang bapak jokowi yang merupakn presiden ke tujuh tentu mereka sudah berjuang sesuai degan kapasitas yang  mereka miliki dalam hal ini sangatlah tidak etis mencari yang terbaik di antara mereka  hanya berdasarkan hanya pada satu sudut pandang saja 

Semisal ketika kita membandingkan dari cara mereka dalam membuat setiap kebijakan atau dari segi pembangunannya hal ini lantaran waktu dan permaslahan yang mereka hadapi relatif berbeda. semisal saya ambil contoh ketika pada masa kepemimpinan bapak soekarno tentu berbeda dengan permasalahan yang ada pada masa jokowi ketika dulu bapak soekarno dan para pejuang lainnya memperjuangkan  agar bangsa ini merdeka maka pemerintah yang sekarang itu berjuang bagaimana cara mempertahakan kemerdekaan yang sudah di raih oleh para patriot terdahulu.

Dulu bapak soekarno pernah berkata bahwa perjuangan yang di hadapinya jauh lebih mudah dari pada pemimpin setelahnya karena menurutnya dia hanya menghadapi bangsa asing atau penjajah sedangkan generasi setelahnya akan menghadapi musuh dari dalam yang jauh lebih berbahaya artiya musuh dalam selimut. 

Sekarang bagaimana dengan ucapan beliau, apakah terbukti benar atau hanya buian saja bukankah pada era ini hampir rakyat tidak bisa membedakan antara pejabat yang benar-benar memiki jiwa patriot atau malah yang hanya memakan uang rakyat saja. 

Mari kita amati sekitar kita bukankah banyak oknum-oknum pemerintah, para elit pejabat dan dewan perwakilan rakyat yang seharusnya membela rakyat justru malah memakan uang rakyat banyak dari mereka yang terbukti telah melakukan praktek KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) yang memang  sejatinya bertentangan dengan hukum bangsa ini bahkan tidak sedikit dari mereka yang melakukan tindakan membeli hukum yang  merupakan tindakan bertolak belakang dengan falsafaf bangsa ini. 

Dalam permasalahan negeri ini tentu tidaklah etis ketika memandang para elit pemerintah hanya dari satu sisi karena maskipun demikian dibalik kesalahan yang di lakukan oleh para elit negara terdapat pula jasa yang mereka berikan dan mampu menjadikan negara ini tetap merdeka sampai saat ini tentu pujian ini pantas di berikan pada mereka yang benar-benar berjuang dalam memperjuangkan hak-hak rakyat karena tidak semua dari para elit pemerintah melakukan kecurangan maskipun masih banyak pula dari mereka yang benar-benar berjuang namun tertutupi dengn kejahatan yang di lakukan oleh para pejabat lainnya.
Maka dari itu marilah kita sebagai warga negara penerus bangsa ini sudah saatnya untuk membangung negara ini agar kedepannya menjdi lebih baik lagi dalam MEA yang sudah mulai berlaku pada ahir 2015 silam. Pada era ini saingan kita bukan hanya dari dalam negeri saja melainkan masyrakat di asia tenggara atau bahkan dunia karena dengan di berlakukannya MEA yang di dalamnya terdapa free trade area yang mampu memudahkan bangsa lain masuk ke negara kita 

maka ketika kita tidak siap bukan tidak mungkin kita malah menjadi tamu sendiri di rumah kita. Oleh karena itu kesadaran harus di miliki oleh banyak kalangan baik saat ini aktif dalam kepemerintahan maupun oleh msyarakat indonesia sendri maka dari itu mulailah dari menigkatkan nilai membaca baik itu buku, koran maupun media sosial lainnya.
 by: catatan mahasiswa

1 komentar: