Header Ads

test

Sejarah singkat PT Freeport


PT Freeport merupakan bagian salah satu dari perusahaan ternama yang terdapat di indonesia adapun letaknya berada di papua, sebuah negara bagian indonesia yang kaya  dengan berbagai tambang. Mungkin ketika kita mendengar kata Freeport pikiran kita akan langsung mengarah pada sebuah pernyataan pahit, sangat melankolis lantaran adanya kejahatan jabatan pada masa lalu oleh beberapa elit pemerintah. Pada ulasan kali ini, akan sedikit mengulas sejarah singkat terkait dengan awal mula  berdirinya PT Freeport di indonesia. 

Adapun cikal bakal berdirinya PT Freeport ini berawal dari sebuah lembaga geografis kerajaan belanda yang melakukan sebuah ekspedisi ke daerah papua barat dengan tujuan utamanya adalah untuk mengunjungi gunung salju yang berada di sana karena konon katanya menurut cerita sebagian rakyat di papua terdapat gunug salju. 

Asal mula cerita pengunungan salju tersebut ialah berawal dari catatan seorang kapten Johan Carstensz dalam buku hariannya pada tahun 1623 di perairan sebelah selatan tanah papua dia mencatat bahwa jauh di kedalaman laut dia melihat kilauan salju yang tercatat di bukunya pada tanggal 16 februari 1623 tentang sebuah gunung yang teramat tinggi dan bagian luarnya di tutupi oleh salju namun oleh teman-temannya kapten Johan dikira hanya menghayal semata. Dari sinilah desas desus terkait dengan  gunung salju itu berawal.

Akan tetapi dalam ekspedisi pertamanya lembaga kerajaan belanda tersebut tidak berhasil menemukan gunung es seperti yang sudah tercatat dalam buku harian kapten Johan 1623, namun yang menjadi catatan tersendiri bagi rakyat indonesia adalah dari sinilah awal mula yang menjadi cikal bakal munculnya perhatian belanda terhadap daerah papua. 

Tercatat pula pada pertengahan tahun 1930 dua orang pegawai sebuah perusahaan minyak NNGPM berniat akan melakukan petualangan sampai mencapai puncak cartensz dan ternyata petualangan inilah yang menjadi langkah awal terbukanya pertambangan di bumi papua, setelah empat puluh tahun kemudian.

Ketika pada masa pemerintahan Soekarno hampir harta karun yang terdapat di papua tersebut belum terjemah sepenuhnya karena kurangnya sumber daya manusia dan minimnya teknologi serta kurangnya modal yang akan di gunakan, bahkan sebenarnya presiden Soekarno bisa saja melakukan kerja sama dengan negara lain yang jauh lebih kaya dan kemampuan teknologinya sudah tidak di ragukan lagi namun bapak soekarno sendri yang tidak menginginkannya tentu dengan berbagai adanya pertimbangan yang di fikirkan, 

Alhasil kekayaan tersebut mejadi harta karun yang terpendam bahkan disisi lain memang bapak Sokarno sengaja tidak mengelolanya maskipun negara barat banyak meliriknya bahkan seacara terang-terangan sangat anti terhadap barat karena perlakuan mereka pada masa lalu sehingga menimbulkan kenangan yang pahit. Bangsa barat selalu identik dengan klonial yang telah menjajah bangsa indonesia sampai ribuan tahun lamanya sehingga dari situlah bapak Soekarno membiarkan harta karun tersebut tetap tersimpan sampai nanti orang-orang indonesia sendiri yang mengolahnya, sesuai dengan perkataannya “sampai para ilmuan-ilmuan muda yang akan melakukannya”.

Ketika masa orde baru berkuasa terdapa sebuah kebijakan yang berbeda dari sebelumnya bahkan sangat berbanding terbalik, justru pemerintah orde baru melakukan berbagai kebijakan sebagai upaya untuk meningkatkan pembangunan ekonomi nasional sedangkan pada lain sisi memang kondisi ekonomi nasional sangat menghawatirkan saat itu maka dengan berbagai pertimbangan ahirnya pemerintah mengambil langkah cepat dengan mengeluarkan undang-undang modal asing (UU No tahun 1967) 

maka dengan adanya  undang-undang tersebut pimpinan tertinggi freeport mampu melihat peluang dan meminta izin terhadap pemerintahan indonesia untuk meneruskan proyeknya dengan meminta bantuan modal dana asing terhadap australia pada tahun pada tahun 1967 sebelumnya PT Freeport sudah berdiri pada tahun 1966.

Inilah kontrak karya pertama Freeport (KK-1) kemudian di lanjutkan kontrak karya ke dua (KK-II) pada tahun 1991 yang barlaku sampai 30 tahun kedepan dengan priode produksi akan berahir pada tahun 2021 serta kemungkinan akan di lakukan perpanjangan kontrak sampai tahun 2041 maka dengan adanya kerjasama inilah sedikit demi sedikit indonesia mulai terdengar sampai ke manca negara. Pada awal-awal beroperasinya PT Freeport, banyak warga setempat satu persatu mulai mendekat ke lokasi pertambangan 

Namun sebelum beroperasinya PT Freeport tersebut, wilayah timika merupakan hutan belantara yang sepi dengann kegiatan penduduk namun dengan adanya kegiatan pertambangan oleh PT Freeport maka masyarakat mulai semakin ikut andil dalam meramaikan wilayah tersebut sehingga pada tahun 1970 pemerintah bersama dengan PT Freeport sama-sama melakukan pembangunan infrastruktur di kawasa dekat pertambangan seperti pembangunan rumah-rumah untuk para penduduk maka semenjak itulah terjadi perubahan yang sangat pesat di papua mulai dari pembangunan jalan-jalan sampai pada infrastruktur lainnya. mungkin sampai disni dulu teman-teman setia pembaca pena harian, semoga mamfaat dan jangan lupa like and koment

by: catatan mahasiswa


Tidak ada komentar